Consumer Etnocentrism
Konsumen dengan etnosentrisme tinggi akan cenderung memiliki perasaan
bersalah apabila mengonsumsi produk dari luar negeri karena berakibat
buruk pada perekonomian bangsanya sendiri. Adapun konsumen dengan
etnosentrisme rendah tidak merasakan hal tersebut. Implikasinya bagi
pemasar adalah penggunaan penekanan pada aspek kebangsaan dalam
penggunaan produk dalam negeri bagi konsumen dengan tingkat
etnosentrisme tinggi. Etnosentrisme konsumen berasal
dari konsep psikologis yang lebih umum dari etnosentrisme. Pada
dasarnya, orang etnosentris cenderung memandang kelompok mereka sebagai
superior dari orang lain. Dengan demikian, mereka memandang kelompok
lain dari perspektif mereka sendiri, dan menolak orang-orang yang
berbeda dan menerima orang-orang yang mirip (Netemeyer et al, 1991;.
Shimp & Sharma, 1987). Hal ini, pada gilirannya, berasal dari
teori-teori sosiologi sebelumnya di-kelompok dan keluar-kelompok (Shimp
& Sharma, 1987). Etnosentrisme, maka secara konsisten ditemukan,
adalah normal untuk kelompok-ke-keluar kelompok (Jones, 1997, Ryan &
Bogart, 1997).
Contoh : Etnosentrisme konsumen khusus mengacu pada pandangan etnosentris yang
diselenggarakan oleh konsumen di satu negara, dalam kelompok, terhadap
produk dari negara lain, keluar-kelompok (Shimp & Sharma, 1987).
Konsumen mungkin percaya bahwa itu tidak tepat, dan bahkan mungkin tidak
bermoral, untuk membeli produk-produk dari negara lain. Pembelian
produk asing dapat dipandang sebagai tidak layak karena biaya pekerjaan
domestik dan melukai ekonomi. Pembelian produk asing bahkan dapat
dilihat sebagai hanya patriotik (Klein, 2002; Netemeyer et al, 1991;.
Sharma, Shimp, & Shin, 1995; Shimp & Sharma, 1987).
Sumber :http://wahyudieko92.blog.com/
No comments:
Post a Comment